Banyak seruan dan tak sedikit mengeluh ihwal pembajakan
oleh para pencipta karya seni yang mengamini UU Hak Cipta khususnya untuk
melindungi hasil karya mereka, sebagai penikmat tentu tidak bisa tidak untuk
ikut terjun langsung dan menjalankan cara ini demi memudahkan mereka agar bisa
menikmati hasil karya pencipta tanpa perlu beli mahal-mahal karyanya yang sudah
ada. Mulai dari buku, musik, hingga film tak bisa luput dari pembajakan ini. Kepuasan
tersendiri bagi para pemodal besar yang bergerak dalam sistem pembajakan.
Seruan demi seruan, kampanye sana sini mulai digerakkan
demi untuk menghilangkan budaya buruk semacam ini, namun tak serta merta bisa
begitu saja menghilangkannya dari dunia. Karena yang pasti adalah kepastian yaa
kalau tidak pasti berarti pengharapan-pengharapan yang berujung pada
kesia-siaan hahah. Oke yang pasti itu sedikit banyak kita juga pernah
mengamalkan hal ini dalam kehidupan yang serba mahal ini tapi dalam skala
kecil, bujur ? contohnya saja dalam hal
download lagu cuma-cuma yang bermodalkan kuota internet semata kita sudah bisa
menikmati karya mereka, atau membajak teman yang baru jadian ? Eh itu termasuk
golongan pembajakan apa ya ?
Dari buku saja bisa kita lihat buku yang paling banyak di
bajak adalah buku bergenre cinta-cinta ci teng teng hei kau kau kawan terlihat
cengeng eh sorry itu liriknya Marjinal dkk, bercanda ya, kalian boleh membaca
buku apa saja mau itu tentang agama, cinta, filsafat atau mempelajari tentang
agama lain sekalipun tak mengapa itu hak masing-masing tapi ingat mempelajari
dan mempercayai adalah dua hal yang berbeda yaa kalau sewaktu kita membaca ada
hal yang tidak sesuai dengan hati nurani jangan dipaksakan bahaya Bro.
Tak luput buku best seller dari Grameshe yang menggiurkan
para pemodal rakus yang bergerak di sistem pembajakan ini sendiri. Ratusan ribu
harga buku berubah sekejap menjadi puluhan ribu. Kertas bagus berwarna putih
yang halus jika disentuh menjadi berwarna lusuh dengan tinta tulisan yang
kadang-kadang miring, kadang juga tak jelas hurufnya.
Kemudian pada musik yang sangat membantu manusia untuk
tetap hidup bahagia di dunia yang semakin hari kian panas ini, yaa panas
apalagi untuk tahun ini, you know lahh ?. “Konsep
hak cipta diberangus di era pemerintahan Juanda pada 1958 sebenarnya untuk
menggandakan buku, jadi belum ada kaset atau CD waktu itu nah masuk di era
70-an & 80-an, baru ditemukan tekhnologi yang dinamakan kaset. Karena kita sudah nggak tergabung
di konvensi Bern (persetujuan
internasional tentang hak cipta ) ya orang bebas akhirnya untuk membajak, bisa di bilang industri musik
Indonesia dari situ sejarahnya, jadi kalau sebagian besar orang sekarang nggak
beli CD dan belanja musik ya wajar” kutipan dari Buku QE :
Kreativitas Di Dunia Yang Tidak Baik-Baik Saja, dengan Interview bersama Wendi
Putranto
Di dunia perfilman juga menjadi angin segar bagi kalian
yang tak bisa tidak sudah pasti punya film bajaan HAHA! Maupun di komputer,
laptop, atau hp sekalipun. Lalu adakah solusi untuk permasalahan di atas ?
Solusinya dengan “Bajak Bijak” jadi begini jika karya cipta oleh para seniman
yang berkelindan di Dunia
macam buku, musik, film. Jika kita
memilih jalan pro atau anti pembajakan semestinya menurut aku tidak ada pilihan
yang bijak diantara kedua pilihan tersebut. Jadi begini kita adalah manusia
yang hidup di negara ketiga. Kebutuhan untuk menikmati karya-karya laiknya film, buku, musik itu
memang penting, tapi bukannya kita masih harus berkutat ke hal-hal esensial
untuk agar tetap bisa survive ?
Bayangkan jika kalian berada di
posisi anti pembajakan bosquewh, dalam satu bulan saja sudah berapa film,
album, buku yang rilis berbayar di seluruh penjuru dunia ?. pastinya ada karya
bernas lahir juga setiap bulannya, Misalkan tiket film di bioskop 60 ribu dan
album baru 50 sampai 100 ribu, belum t-shirt nya seharga 120 ribu dan jika
masih berkutat dengan gajih UMR kita hanya bisa menikmati sedikit dari karya
tersebut, dengan membajak yang bijak adalah solusi. Mereka yang sudah mendunia
dan artist-artist, hingga pembuat film lainnya yang kita download beramai-ramai
secara ilegal dan belum pernah ada berita mereka bangkrut karena di bajak.
Berbeda halnya dengan kawan-kawan seniman lokal yang harus menabung
mati-matian demi untuk biaya rekaman atau menerbitkan buku sampai menahan rasa
lapar agar bisa menghasilkan sebuah karya seni, tentu kita juga harus menerapkan asas solidaritas terhadap sesama, nah
yang seperti ini jika masih ada oknum yang membajak sebuah karya seni, mereka adalah seburuk-buruknya
manusia, justru seniman ini yang harus kita dukung, jangan hanya “Support Your
Local…..Blablabla” jika suka dengan karyanya ya beli gak punya uang jangan di
bajak simpel saja
Coz, memperkaya orang kaya itu ga
asik Broo. Trims