Beberapa hari
belakangan ‘Sexy Killers’ film garapan pria yang bernama lengkap Dandhy Dwi Laksono dkk ini menjadi perbincangan
baru warga khalayak ramai yang selalu diberkahi kuota dimanapun berada.
Sekaligus membuka pikiran baru bagi kita tentang penggunaan listik yang kita
anggap setiap hari baik-baik saja berbanding terbalik dengan fakta dilapangan
yang tidak baik-baik saja karena sistem kerja dan kerusakan yang di timbulkan
oleh PLTU dan Perusahaan Batu Bara yang jarang sekali di liput oleh media
mainstream. Bagaimana tidak, alih-alih bekas galian tambang yang di janjikan
akan dilapis tanah lagi, ternyata hanya menjadi lubang baru dan banyak menelan
korban. Antara tahun 2014 – 2018 sudah menelan 115 korban jiwa. Dan semua
perusahaan tersebut tak lepas dari tangan-tangan elit penguasa.
Disini Dandhy
Laksono hadir menyalurkan pendapat rakyat sejujur-jujurnya yang menuntut hak
atas tanah, hak atas perumahan yang layak, hak atas pekerjaan dan hak atas
kebutuhan dasar yang kebanyakan hidupnya bergantung pada hasil Ibu bumi dan
laut. ‘Keruk tanahnya, tebas pohonnya,
timbun lautnya’ lirik Kalayangan Pagat yang berjudul Merakus sepertinya pas
untuk menemani anda membaca artikel ini. Sebelumnya Dandhy Laksono telah
merilis film yang berjudul Kiri Hijau Kanan
Merah, Alkinemokiye, dan Yang Ketu7uh
Ah rasanya tidak
perlu banyak penjelasan untuk film ini, biarlah kalian yang menonton filmnya
kemudian otak kalian yang mengelolanya, aku hanya memberi gambaran sebagian
kecil apa yang aku lihat di film itu. Bahwa banyak penderitaan yang mereka
rasakan disana dan yang tidak kita rasakan disini di kota ini, mulailah membantu dengan
selemah-lemahnya Iman yaitu berdoa dan dengan membantu lewat hal-hal kecil terutama hemat daya listrik. Juga menjadikan kita manusia yang berpikir untuk pilihan kita selanjutnya, dan untuk
Indonesia yang lebih baik. Kalaupun golput ya kadapapa jua. Kan "Life Is Choice"