Sudah jarang gigs kolektif bising terdengar di movement lokal. Selain keterbasan venue, beberapa venue juga dirasa membebani secara finansial kawan-kawan pelaku movement. Tapi tidak berarti para penggerak scene tersebut patah semangat. Salah satu motor penggerak scene punk di Banjarmasin adalah Circle E. Sempat bikin gigs kolektif di bulan lalu, akhirnya mereka berinisiatif membuat gigs lagi bersama Murjani Street Crew, melanjutkan event South Borneo Punk Invansion.
Gigs yang digarap kali ini sedikit berbeda, karena selain menampilkan band-band lokal, mereka juga mendatangkan band Punk dari Wirobrajan, Yogyakarta yaitu Human Chaos. Band-band lokal yang tampil pada acara itu ada The Batuk, Sleeppillis, Bejad Jr, Terror Mental, River Anthem, Kariwaya, Time Out, Distract, Kick Off, dan Al-Qaeda.
Arida salah satu personil dari Distract, sekaligus panitia dari Circle E mengatakan dengan sering diadakannya gigs kolektif seperti ini bisa mempertahankan pergerakan skena Punk di Banjarmasin, Banjarbaru, maupun kota-kota lain di Kalimantan Selatan. Ia juga berharap, bisa mengedukasi kawan-kawan agar lebih peduli akan budaya membeli tiket, demi kemajuan skena mereka. Arida menambahkan kalau mereka juga masih berpedoman Do It Yourself, dan sebisa mungkin menggerakan budaya kolektif, membangun skena punk untuk konsisten dan mempertahankan eksistensi kawan-kawan dalam berkarya.
Circle E juga akan aktif membuat gigs kolektif, salah satunya di awal 2020 nanti mereka mempersiapkan event yang akan mengundang salah satu band dari Bandung, guna memberi semangat untuk scene punk. "God Save The Punk", tutup Arida.
Gigs yang digarap kali ini sedikit berbeda, karena selain menampilkan band-band lokal, mereka juga mendatangkan band Punk dari Wirobrajan, Yogyakarta yaitu Human Chaos. Band-band lokal yang tampil pada acara itu ada The Batuk, Sleeppillis, Bejad Jr, Terror Mental, River Anthem, Kariwaya, Time Out, Distract, Kick Off, dan Al-Qaeda.
Arida salah satu personil dari Distract, sekaligus panitia dari Circle E mengatakan dengan sering diadakannya gigs kolektif seperti ini bisa mempertahankan pergerakan skena Punk di Banjarmasin, Banjarbaru, maupun kota-kota lain di Kalimantan Selatan. Ia juga berharap, bisa mengedukasi kawan-kawan agar lebih peduli akan budaya membeli tiket, demi kemajuan skena mereka. Arida menambahkan kalau mereka juga masih berpedoman Do It Yourself, dan sebisa mungkin menggerakan budaya kolektif, membangun skena punk untuk konsisten dan mempertahankan eksistensi kawan-kawan dalam berkarya.
Circle E juga akan aktif membuat gigs kolektif, salah satunya di awal 2020 nanti mereka mempersiapkan event yang akan mengundang salah satu band dari Bandung, guna memberi semangat untuk scene punk. "God Save The Punk", tutup Arida.
Ayub