Banjarbaru Death Metal mencoba menulis lembaran sejarah baru tepatnya tanggal 20 Mei kemarin di Antara Trikora melalui acara "Indonesian Death festival Chapter Banjarbaru" mewakili teman-teman Kalimantan Selatan dalam perskenaan Death Metal di tanah air. Meskipun sempat tertunda selama beberapa waktu dikarenakan masalah perizinan yang bertabrakan dengan event lain, hal tersebut tidak menyurutkan semangat bermusik di genre yang sangat cadas ini, terbukti dari banyaknya jumlah penonton yang hadir menyambangi arena moshpit terdapat sekitar 350-an penonton setia mengawal dari awal hingga akhir acara.
Bisa dibilang ini merupakan salah satu festival yang unik nan menarik untuk disambangi khususnya bagi para penggemar metalhead, kenapa tidak? Kapan lagi bisa nonton dan bertemu sesama pecinta aliran musik ini dalam skala festival apalagi menurut info yang di dapat kota Banjarbaru menjadi chapter pembuka dari seluruh daerah yang ada di Kalimantan Selatan loh, gokil parah gak tuh.
Pada sore hari acara dibuka dengan solo lord oleh Cerebral Edema dan Bacterial Vaginosis, selepas dua performer pertama dan break sholat Magrib dilanjutkan perform dari Permanent Damage yang diyakini hingga tulisan ini dimuat masih memberikan efek damage berkepanjangan. Bagian unik dari Metal Death Festival kali ini diwarnai adanya kehadiran dari penyuluh BNN (Badan Narkotika Nasional) setempat yang sedikit memberikan perhatian kepada generasi muda dan para penonton yang berhadir untuk tidak terjerumus dalam pemakaian obat-obatan terlarang.
Hal diatas juga merupakan langkah panitia untuk menghilangkan stigma buruk masyarakat terkait aliran musik cadas yang dianggap cukup dekat dengan Napza. Selepas sholat Isya hingga akhir acara tidak henti kita disuguhkan melody distorsi indah 6 performer dari daerah yang berbeda-beda, Dysmorphic, Grindboroks, Volcanotory, Grindhate asal Banjarbaru dan dihentakan kembali bersama Nature Deprevity asal Palangkaraya dan Gergad asal Samarinda.
Penonton seakan tidak henti-hentinya menikmati dan meramaikan suasana acara malam itu mulai dari headbang bersama performer di depan panggung hingga yang melakukan circle pit secara beramai-ramai tanpa kenal lelah. Kami jumpai pula penonton dari luar kota, Wismaya asal Pelaihari, beliau cukup antusias dengan acara yang ada sehingga memiliki harapan ke depan untuk terselenggara kembali acara Indonesian Death Festival ini.
"Seru banget kalo bisa setiap tahun harus ada, membangkitkan naluri death metal buat generasi muda seperti kita di Kalimantan Selatan ini", ucapnya.
Sampai di penghujung acara Indonesian Death Festival ini terbilang cukup kondusif dan berjalan lancar dimana tidak terlihat perkelahian maupun keributan antar individu maupun kelompok mengingat kedatangan semua pihak di acara ini merupakan atas dasar selera musik dan rasa persaudaraan yang sama.
Ayok headbang bareng di next event.